SEJARAH SINGKAT CC 200
Lokomotif CC200 dengan nomor model Alco-GE UM 106T adalah lokomotif diesel elektrik berkabin ganda pertama di Indonesia [3], buatan pabrik General Electric tahun 1953. Lokomotif diesel elektrik dengan berat 96 ton ini dipesan oleh Indonesia sebanyak 27 buah. Lokomotif CC 200 yang tersisa sekarang berada di Museum Kereta Api Ambarawa yaitu CC 200 15 yang masih dirawat dengan baik untuk dilestarikan. Dua "saudara" terakhirnya, CC 200 08 dan CC 200 09 sudah dikirim ke Balai Yasa Yogyakarta setelah dinyatakan pensiun Lokomotif CC200 15 yang terparkir di Indonesia Railway Museum yaitu Adalah Ambarawa.Perlu diketahui bahwa meskipun lokomotif CC 200 merupakan lokomotif diesel pertama di Indonesia sebagaimana banyak dijelaskan, ternyata ada sebuah lori diesel milik Pabrik Gondang Winangoenyang akhirnya ditetapkan sebagai lori diesel tertua di Indonesia. Lori ini bernama "Ajax", buatan Jerman tahun 1927 dan mulai beroperasi pada tahun 1929.Meskipun demikian, CC 200 tetaplah lokomotif diesel elektrik untuk keperluan jalur utama (main line) pertama di Indonesia.
Sejarah Singkat Lokomotif Seri CC200.
Awal Beroperasi (1953-1985)
Preservasi CC 200 (2001-Sekarang)
Lokomotif CC200 dengan nomor model Alco-GE UM 106T adalah lokomotif diesel elektrik berkabin ganda pertama di Indonesia [3], buatan pabrik General Electric tahun 1953. Lokomotif diesel elektrik dengan berat 96 ton ini dipesan oleh Indonesia sebanyak 27 buah. Lokomotif CC 200 yang tersisa sekarang berada di Museum Kereta Api Ambarawa yaitu CC 200 15 yang masih dirawat dengan baik untuk dilestarikan. Dua "saudara" terakhirnya, CC 200 08 dan CC 200 09 sudah dikirim ke Balai Yasa Yogyakarta setelah dinyatakan pensiun Lokomotif CC200 15 yang terparkir di Indonesia Railway Museum yaitu Adalah Ambarawa.Perlu diketahui bahwa meskipun lokomotif CC 200 merupakan lokomotif diesel pertama di Indonesia sebagaimana banyak dijelaskan, ternyata ada sebuah lori diesel milik Pabrik Gondang Winangoenyang akhirnya ditetapkan sebagai lori diesel tertua di Indonesia. Lori ini bernama "Ajax", buatan Jerman tahun 1927 dan mulai beroperasi pada tahun 1929.Meskipun demikian, CC 200 tetaplah lokomotif diesel elektrik untuk keperluan jalur utama (main line) pertama di Indonesia.
Sejarah Singkat Lokomotif Seri CC200.
Awal Beroperasi (1953-1985)
Setelah Perang Kemerdekaan usai tahun 1949, kondisi perkeretaapian Indonesia rusak. Untuk memperbarui sarana KA yang sudah tua dan rusak akibat perang, maka DKA memesan sarana KA yang baru, berikut berbagai jenis lokomotif diesel, lokomotif uap, kereta penumpang dan gerbong barang.
CC 200 adalah salah satu contoh. Rencana pengoperasian lokomotif diesel sudah ada sejak zaman Staatsspoorwegen, diwacanakan dan disebut-sebut dalam laporan tahunan Staatsspoorwegen tahun 1930. Namun wacana ini gagal karena Belanda saat itu sedang dilanda Perang Dunia II.
Setelah perang usai, disusunlah rencana modernisasi perkeretaapian Indonesia yang mencakup pembelian 100 unit lokomotif uap D 52 dan 27 unit lokomotif diesel CC 200.
Pada 1953, lokomotif diesel CC 200 tiba di Indonesia. Karena tekanan gandar jalan rel di Indonesia saat itu maksimal 12 ton maka CC 200 yang memiliki berat 96 ton terlalu berat apabila hanya memiliki susunan Co'Co' atau 2 gandar penggerak 3 roda. Maka ditambahkanlah gandar tambahan sehingga susunannya menjadi Co'2'Co' atau 2 gandar penggerak 3 roda dan satu gandar tak berpenggerak dengan dua roda. Susunan ini unik karena hanya di Indonesia lokomotif ini dimodifikasi gandarnya untuk mengakali tekanan gandar yang besar. Lokomotif ini pun langsung menggunakan livery khas DKA, PNKA, dan PJKA, yaitu kuning-hijau dengan logo roda terbang yang sudah berlaku sejak 1953 hingga 1988.
Kehadiran CC 200 yang menandai modernisasi perkeretaapian Indonesia mendapat perhatian dari dalam atau luar negeri dan dibahas rinci oleh majalah-majalah profesional, misalnya dibahas dalam majalah kereta api Inggris "Diesel Railway Traction" dan majalah persatuan insinyur Indonesia yang kala itu masih berbahasa Belanda "De Ingenieurs in Indonesie". Lokomotif ini berkabin ganda, dan kabin masinisnya dikenal sempit karena kursi masinis pun harus dilipat pada saat akan memasuki kabin.
Sepanjang kariernya dari tahun 1950-an sampai 80-an, CC 200 menarik semua kereta, baik itu penumpang maupun barang. Kariernya pun makin lama makin tergeser oleh lokomotif yang lebih baru, seperti CC 201 yang lebih ringan dan bertenaga. Sejak itu pula, lokomotif CC 200 mulai dialokasikan di Dipo Lokomotif Cirebon, dan kondisinya mulai menurun.
Akhir beroperasi (1986-2000)
Seiring waktu, sebagian lokomotif ini juga mulai diafkirkan karena usia dan faktor suku cadang. Sebanyak 17 unit CC 200 dinyatakan afkir pada tahun 1986, dan dirucat tidak lama setelah itu. Pasca afkir massal pada 1986, hanya tersisa CC 200 02, 04, 08, 09, 11, 12, 15, 21, 24, dan 26. Jumlah ini kembali berkurang pada era 1990-an, di mana seluruh lokomotif CC 200 selain 08, 09, 15, dan 26 telah dirucat. Lokomotif CC 200 yang telah pensiun umumnya cepat dirucat karena besinya yang kokoh dan bernilai jual tinggi.
Mulai tahun 90-an, CC 200 dicat menjadi merah-biru dengan garis putih seiring bergantinya nama dan bentuk perusahaan, dari PJKA menjadi Perumka. CC 200 pun diturunkan pangkatnya menjadi penarik KA jarak dekat/KA lokal, biasanya untuk rute Cikampek - Cirebon, mengingat usianya yang makin tua dan hanya tersisa sedikit, di mana saat itu lokomotif CC 200 yang tersisa hanyalah CC 200 08, 09, 15, dan 26 yang dimiliki oleh Dipo Lokomotif Cirebon.
Pada dekade 90-an, sebenarnya CC 200 26 adalah lokomotif yang lebih sehat dibandingkan ketiga saudaranya. Namun, akibat miskomunikasi antara Dipo Traksi Cirebon dan Balai Yasa Yogyakarta membuat lokomotif tersebut yang seharusnya menjalani perbaikan, akhirnya dirucat di Balai Yasa Yogyakarta pada November 1999.[1] CC 200 akhirnya berhenti beroperasi sekitar tahun 2000-an awal, ketika tiga lokomotif CC 200 yang tersisa dan merupakan milik Dipo Cirebon, yaitu CC 200 08, CC 200 09, dan CC 200 15 tumbang.
Preservasi CC 200 (2001-Sekarang)
Pada tahun 2000-an, lokomotif CC 200 yang tersisa hanyalah 3 unit, dan dalam kondisi buruk. Ketiga lokomotif tersebut adalah milik Dipo Lokomotif Cirebon, yakni CC 200 08, CC 200 09, dan CC 200 15. Lokomotif yang bisa dioperasikan hanyalah CC 200 08 dan CC 200 15. Pada akhirnya, salah satu kelompok kerja railfans Indonesia, Friends of CC200 yang berada di bawah Indonesian Railway Modeller Club bekerja sama dengan PT Kereta Api (Persero) memutuskan bahwa CC 200 15 yang akan dipreservasi, karena kondisinya yang lebih baik dibanding kedua lokomotif lainnya. CC 200 15 dipreservasi dengan melakukan kanibalisasi komponen dari CC 200 08 dan CC 200 09. Preservasi dilakukan oleh Friends of CC200, dengan bantuan dari PT Kereta Api.
Pada tahun 2003, Friends of CC200 yang kelak dipegang oleh Indonesian Railway Preservation Society (IRPS) bersama PT KA menggelar open house di Stasiun Cirebon, tempat ketiga lokomotif CC 200 dipamerkan. Pada masa itu, CC 200 15 yang telah dicat kuning-hijau (sudah dikembalikan ke livery semula) sudah dalam kondisi baik, sedangkan CC 200 08 dan 09 yang berwarna merah-biru telah dengan kondisi rusak dan tidak bisa digunakan, mengingat komponennya telah dikanibal untuk CC 200 15. CC 200 08 dan 09 masih disimpan di Dipo Cirebon pada akhirnya.
Akhirnya, pada tahun 2007, CC 200 08 dan CC 200 09 dikirim ke Balai Yasa Yogyakarta, kemudian disimpan atau "dimakamkan" dengan status benda cagar budaya. Sementara CC 200 15 tetap di Dipo Lokomotif Cirebon dan dioperasikan sebagai penarik KA wisata. Hingga tahun 2015, hanya tersisa CC 200 15 di Cirebon, sementara CC 200 08 dan 09 "dimakamkan" di Balai Yasa Yogyakarta. Untuk CC 200 08 bahkan sudah diturunkan dari rel (unspoor). Selain ketiga lokomotif tersebut, seluruhnya telah dirucat. TAMAT.
Karena kesulitan suku cadang, CC 200 15 tidak bisa beroperasi, lokomotif tersebut disimpan di Dipo Cirebon, dan saat akan dipamerkan pada suatu event, maka lokomotif ini perlu ditarik oleh lokomotif lain. Karena kondisinya sudah tidak memungkinkan lagi untuk dioperasikan, lokomotif ini akhirnya dipindah ke Museum Kereta Api Ambarawa.[6] Saat ini lokomotif CC 200 15 telah berada di Museum Kereta Api Ambarawa sebagai pajangan statis.
Komentar
Posting Komentar